Wednesday, July 30, 2008

Parahnya Training Ahli K3 Umum, Merepresentatifkan Parahnya Pemerintahan Kita

Pekanbaru, Hotel Furaya, 14 – 21 April 2008. Training ini diadakan oleh Depnakertrans Indonesia dengan tujuan untuk menciptakan orang-orang yang ahli akan bidang keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga mereka dapat membantu Depnakertrans dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan K3 di perusahaan masing-masing. Depnakertrans ingin memanjangkan tangannya dalam mengawasi kegiatan K3. Inilah latar belakang mereka mengadakan training ini.
Bagi Anda yang berminat akan training ini, training ini berisi kurikulum sebagai berikut:
1. Undang – undang No. 1 Tahun 1970 beserta Peraturan Pemerintah, PerMen, KepMen, dan dasar hukum lainnya yang mengatur masalah keselamatan kerja
2. Pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja penanggulangan kebakaran, instalasi listrik, konstruksi bangunan, mekanik, pesawat uap dan bejana tekan
3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
4. Audit SMK3
5. Manajemen Resiko
6. Analisa Kecelakaan
7. Laporan statistik kecelakaan
8. Praktek Kerja Lapangan (PKL)
9. Seminar
10. Evaluasi
Sangat banyak kan? Biaya training berkisar 7 – 9 juta. Silahkan kalau berminat.
Disini saya tidak akan berbicara tentang isi training tersebut, tapi akan berbicara mengenai bagaimana jalannya training dan kemampuan trainernya yang semuanya difasilitatori oleh Depnakertrans.
Training berjalan selama 8 hari dengan hari Sabtu dan Minggu tetap masuk kelas, dimulai dari jam 8.00 WIB sampai dengan jam 22.00 WIB. Bisa Anda hitung sendiri berapa durasi training itu berlangsung. Ya! Tepat 14 jam kita duduk mendengarkan trainer yang berpidato tidak jelas. Kenapa saya bilang tidak jelas? Akan saya kemukakan dibelakang.Anda tahu berapa lama orang yang bekerja dengan sistem 5 hari masuk kerja dan 2 hari (Sabtu dan Minggu) libur? Adalah 8 jam kerja satu harinya. Anda tahu berapa lama orang bekerja dengan system on-off? Adalah 12 jam kerja satu harinya. Dan training yang diadakan oleh Pemerintah justru menyalahi aturan ini! Aturan yang mereka buat sendiri! Parahnya lagi ini adalah training mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja! Bagaimana kita bisa sehat jika seperti itu? Ketika saya tanya langsung ke trainernya (trainer dari Disnaker-red), jawaban mereka adalah inikan pendidikan bukanlah kerja. Betapa terkejutnya saya mendengar hal ini. Sebegitu dangkalkah profesionalisme para Pegawai Negeri di Negara tercinta kita ini! Apakah para guru, dosen, murid, dan mahasiswa bisa dikenakan jam masuk kelas selama 14 jam dalam satu hari? Karena mereka sedang melakukan pendidikan bukanlah kerja? Yaaaah, mereka memang selalu menganggap mereka selalu benar dan mau menang sendiri. Pernah saya dengar dari salah satu peserta training kalau mereka sengaja memadatkan jadualnya agar mereka bisa mendapatkan libur, mereka mendapat ijin untuk mengajar training yang sebenarnya itu 2 minggu. Yaaaah siapa yang tahu akan hal itu?
Mereka, trainer, berbicara hal tidak jelas, ya mereka hanya hafal akan Undang – Undang dan Peraturan yang lainnya. Tapi mereka tidak paham dengan pasti akan dasar keteknikannya. Sungguh training yang sangat membosankan. Mereka lebih banyak bercerita pengalaman mereka yang sifatnya membanggakan diri tanpa mereka sadari itu sudah sangat jauh sekali menyimpang dari kurikulum training ini. Ketika ada yang tanya “Pak saya pernah melihat di boiler ada satuan yang namanya BTU (British Thermal Unit), apa itu BTU pak? Bisa minta tolong diterangkan?” Trainerpun bingung dan terdiam. Akhirnya aku yang menerangkan apa itu BTU. Padahal diawal si trainer berbicara dengan lantang “saya ini juga orang teknik mas!”; “orang teknik kok engga tau BTU” pikirku dalam hati, “teknik arsitektur ya pak?” bahkan mahasiswa teknik arsitekturpun mungkin aja dia tau apa itu BTU.
Saat PKL, PKL dilakukan dengan cara melakukan pengawasan terhadap kegiaatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Hotel Furaya, kita disuruh untuk mengevaluasi kinerja Keselamatan dari Boiler dan Heater. Seorang peserta training bertanya “ kok ada pipa dari heater yang kembali ke boiler ya?” kemudian trainer coba menelusuri pipa tersebut “Oh itu pipa digunakan untuk mengembalikan air yang tidak digunakan oleh penghuni hotel” Wow, lagi-lagi akupun terkejut mendengar jawaban ini! Aku coba klarifikasi “Maaf Pak, itu bukannya pipa untuk mengalirkan air yang tidak digunakan, tapi memang merupakan pipa sirkulasi steam dari boiler dan air hasil pengembunan steam setelah digunakan sebagai pemanas oleh heater”. Akan tetapi trainer tetap kokoh akan pendapatnya, seolah tidak mau disalahkan dan kelihatan bodohnya dia langsung berbica keras kepadaku. Beginilah sikap Orang - Orang Pemerintahan kita jika menerima pendapat? tidak ada rasa menghargai sama sekali, mereka selalu merasa yang paling benar dan paling pintar. Trainingnya sendiri berjalan sangat monoton, hanya ada komunikasi satu arah, peserta hanya duduk dan mendengarkan trainer berbicara. Hal ini terjadi karena setiap kali peserta coba bertanya seringnya trainer sudah memotong pertanyaan mereka dan menjawabnya, padahal bukan itu maksud pertanyaannya. Akhirnya kamipun malas lagi untuk bertanya. Disini aku berkesimpulan kalau trainer hanya hafal akan Undang – Undang dan Peraturan – Peraturan tentang Keselamatan dan Keselamatan Kerja tanpa paham akan dasar – dasar pengetahuan yang mendasarinya.
Itulah segelumit cerita dan pendapatku tentang Training bersama Pemerintah yang pernah aku alami. Apakah semua acara yang diselanggarakan oleh Pemerintah kita separah ini? Apakah Orang - Orang yang duduk di Pemerintahan kita separah ini?



7 comments:

Anonymous said...

bangga bener kerja di cheprun mas.
sampe2 protes karena org gundah memilih tuk milih chepron ato nggak.

tunggu sampe pernah ngerasain kerja di tempat lain,
baru komentar gmn di cheprun ya... :)

o yah congratsz!! target safety tahun ini kyknya dah kecapai ya.. wuakakakaka
bahkan melebihi kayaknya. :P

Anonymous said...

Wah iya jhe mas, target safety tahun ini melonjak tinggi:(

Ya saya sih bangga aja kerja disini mas, lha wong kemampuanku ya cuma segini

Tapi saya engga pernah protes sama orang yang gundah memilih cepron atau engga, saya malah bangga dia punya pilihan sesuai keinginan dia mas

Maaf kalau mas cepruners tersinggung

Anonymous said...

Kondisi seperti itu sih biasa lah... kalau mau yang bagus ya cari kursus yang instrukturnya gabungan antara birokrat, ilmuwan dan praktisi.... Tapi sayangnya organizer dengan instruktur gabungan seperti ini jarang dan nggak ngeluarkan sertifikat yang "diakui".... Sing waras ngalah yoooo.

Haryoko R. Wirjosoetomo said...

Baru tahu ya mas?. Selamat datang di realitas rekiblik kita.

Adid Adep Dwiatmoko said...

memang yang sedikit dan rusak cenderung mengotori..

perlu dibutuhkan kesabaran dalam hal melakukan perubahan..

Harap maklum mas..

Anonymous said...

Yes if the truth be known, in some moments I can reveal that I agree with you, but you may be making allowance for other options.
to the article there is even now a definitely as you did in the go over like a lead balloon a fall in love with publication of this request www.google.com/ie?as_q=youtube flv to avi suite pro 2.0.5 ?
I noticed the catch-phrase you procure not used. Or you partake of the dreary methods of helping of the resource. I suffer with a week and do necheg

Anonymous said...

begitulah nasib ;)

Post a Comment | Feed



 
^

Powered by Bloggerblogger addicted por UsuárioCompulsivo
original Washed Denim por Darren Delaye
Creative Commons License